TUGAS BAB 6
Nama : Ayu Sulistya
Kelas : 1EB21
NPM : 21212296
Anggaran
Pengeluaran dan Belanja Negara (APBN)
APBN adalah suatu daftar atau penjelasan terperinci
mengenai penerimaan dan pengeluaran negara dalam jangka waktu satu tahun yang
ditetapkan dengan Undang-undang, serta dilaksanakan secara terbuka dan
bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
A. Perkembangan
Dana Pembangunan Indonesia
secara gari besar APBN
terdiri dari pospos seperti dibawah ini :
• Dari sisi
penerimaan, terdiri dari pos penerimaan dalam negeri dan penerimaan pembangunan
• Sedangkan dari sisi
pengeluaran terdiri dari pos pengeluaran rutin dan pengeluaran
pembangunan
APBN
disusun agar pengalokasian dana pembangunan dapar berjalan dengan memperhatikan
prinsip berimbang dan dinamis. Hal tersebut perlu diperhatikan mengingat
tabungan pemerintah yang berasal dari selisih antara penerimaan dalam negeri
dengan pengeluaran rutin, belum sepenuhnya menutupi kebutuhan biaya pembangunan
Indonesia.
Meskipun
dari PELITA ke PELITA jumlah tabungan pemerintah sebagai sumber pembiayan
pembangunan terbesar, terus mengalami peningkatan, namun kontribusinya terhadap
keseluruhan dana pembangunan yang dibutuhkan masih jauh yang diharapkan. Dengan
kata lain ketergantungan dana pembangunan terhadap sumber lain, dalam hal ini
pinjaman luar negeri, masih cukup besar. Namun demikian mulai tahun terakhir
PELITA I, prosentase tabungan pemerintah sudah mulai besar dibanding pinjaman
luar negeri.
Hal ini
tidak terlepas dari peranan sektor migas yang saat itu sangat dominan, serta
dengan dukungan beberapa kebijaksanaan pemerintah dalam masalah perpajakan dan
uapaya peningkatan penerimaan negara lainnya. Untuk menghindari terjadimya
defisit anggaran pembangunan, Indonesia masih mengupayakan sumber daya dari
luar negeri, dan meskipun IGGI ( Inter Govermmental Group On Indonesia ) bukan
lagi menjadi forum internasional yang secara formal membantu pembiayaan
pembangunan di Indonesia, namun dengan lahirnya CGI (Consoltative Group On
Indonesia) kebutuhan pinjaman luar negeri sebagai dana pembangunan masih dapat
diharapkan.
B. Proses Penyusunan Anggaran
Anggaran adalah pernyataan mengenai estimasi kinerja
yang hendak dicapai selama Datu periode yang dinyatakan dalam satuan moneter.
Penganggaran adalah proses untuk mempersiapkan anggaran.
Aspek Anggaran Sektor Publik:
·
Perecanaan
·
Pengendalian
·
Akuntabilitas
Tujuan Anggaran Sektor Publik:
·
Anggaran Sebagai Alat Bagi Pemerintah Untuk
Mengarahkan Pembangunan Sosial Ekonomi
·
Anggaran Diperlukan Karena Adanya Kebutuhan Dan
Keinginan Masyarakat Yang Tak Terbatas Dan Terus Berkembang
·
Anggaran Diperlukan Sebagai Alat Untuk Menunjukkan
Pertanggung Jawaban Pemerintah Terhadap Rakyat
Fungsi Anggaran Sektor Publik :
·
Alat Perencanaan
·
Anggaran Sebagai Alat Perencanaan Digunakan Sebagai:
o
Merumuskan Tujuan Serta Sasaran Kebijakan
o
Merencanakan Berbagai Program
o
Mengalokasikan Dana Pada Berbagai Program
o
Menentukan Indikator Kinerja
·
Alat Pengendalian
·
Alat Kebijakan Fiskal
·
Alat Politik
·
Alat Koordinasi Dan Komunikasi
·
Alat Memotivasi
·
Alat Penilaian Kinerja
·
Alat Menciptakan Ruang Publik
Jenis Anggaran Sektor Publik:
·
Anggaran Operasional: Anggaran Untuk Memenuhi
Bebutuhan Sehari-Hari Dalam Menjalankan Pemerintahan
·
Anggaran Modal: Menunjukkan Rencana Jangka Panjang
Prinsip Anggaran :
ü Komprehensif
ü Otorisasi Oleh
Legislatif
ü Keutuhan
Anggaran
ü Diketahui
Publik
ü Nondiscretionary
Appropriation
ü Periodik
ü Akurat
ü Jelas
Tahapan Penyusunan :
o
Tahap Persiapan Anggaran
o
Tahapan Ratifikasi
o
Tahapan Implementasi
o
Tahapan Pelaporan Dan Evaluasi.
C. Perkiraan Penerimaan Negara
Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN), Adalah Rencana Keuangan Tahunan
Pemerintahan Negara Indonesia Yang
Disetujui Oleh Dewan Perwakilan Rakyat.
APBN Berisi Daftar Sistematis Dan Terperinci Yang Memuat Rencana Penerimaan Dan
Pengeluaran Negara Selama Satu Tahun Anggaran. APBN, Perubahan APBN, Dan
Pertanggungjawaban APBN Setiap Tahun Ditetapkan Dengan Undang-Undang.
Secara Keseluruhan Sumber Penerimaan Negara Bersumber Dari :
1. Penerimaan Dalan Negeri, Yang Terdiri Dari;
Penerimaan Perjakan :
·
Pajak Penghasilan (Minyak Dan Gas, Non Minyak Dan Gas)
·
Pajak Pertambahan Nilai
·
Pajak Bumi Dan Bangunan
·
Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangun (BPHTB)
·
Pajak Lainnya
·
Pajak Perdagangan Internasional
·
Bea Masuk
·
Pajak/Pengutan Ekspor
Penerimaan Bukan Pajak :
·
Penerimaan Sumber Daya Alam (Minyak Bumi, Gas Alam,
Pertambangan Umum, Kehutanan, Perikanan)
·
Bagian Laba BUMN
·
PNPB Lainnya
2.
Penerimaan Luar Negeri
Penerimaan Dari Luar Negeri Dapat Dihasilkan Dari Investasi Atau Modal
Proyek Ataupun Pinjaman Keluar Negeri. Bisa Juga Didapatkan Dari Ekspor Barang
Ataupun Dari Visa Para Tourist Yang Datang Ke Indonesia.
D. Perkiraan Pengeluaran Negara
Pengeluaran Negara Merupakan Pengeluaran Untuk
Membiayai Kebutuhan Maupun Kegiatan-Kegiatan Pada Suatu Negara Demi Mewujudkan
Kesejahteraan Rakyat.
Pengeluaran Negara Dikelompokkan Menjadi Dua,
Yaitu :
1. Pengeluaran Rutin Dan
2. Pengeluaran Pembangunan
Pengeluaran Rutin Negara Merupakan Pengeluaran
Yang Selalu Ada Dan Telah Terencana Sebelumnya. Pengeluaran Rutin Ini Meliputi
:
- Pengeluaran Untuk Belanja Pegawai
- Pengeluaran Untuk Belanja Barang
- Pengeluaran Untuk Subsidi Daerah Otonom
- Pengeluaran Untuk Membayar Bunga Dan Cicilan
Hutang
- Dan Juga Pengeluaran Lain-Lain
Sedangkan Pengeluaran Pembangunan Merupakan
Semua Pengeluaran Negara Untuk Membiayai Proyek-Proyek Pembangunan. Yang
Termasuk Pengeluaran Pembangunan Diantaranya Ialah :
- Pengeluaran Pembangunan Untuk Berbagai
Departemen Atau Lembaga Negara.
- Pengeluaran Pembangunan Untuk Anggaran
Pembangunan Daerah
- Dan Juga Pengeluaran Pembangunan Lain-Lain
Inilah Beberapa Sektor Perekonomian Yang Umumnya
Terpengaruh Oleh Besar Atau Kecilnya Pengeluaran Negara, Antara Lain :
- Sektor Produksi
- Sektor Distribusi
- Sektor Konsumsi Masyarakat
- Sektor Keseimbangan Perekonomian
Jenis – Jenis Pengeluaran Negara Menurut
Sifatnya Meliputi :
1. PENGELUARAN INVESTASI
-> Pengeluaran Yang Ditujukan Untuk Menambah
Kekuatan Dan Ketahanan Ekonomi Di Masa Datang
2. PENGELUARAN PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA
-> Pengeluaran Untuk Menciptakan Lapangan
Kerja, Serta Memicu Peningkatan Kegiatan Perekonomian Masyarakat
3. PENGELUARAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
-> Pengeluaran Yang Mempunyai Pengaruh Langsung
Terhadap Kesejahteraan Masyarakat
4. PENGELUARAN PENGHEMATAN MASA DEPAN
-> Pengeluaran Yang Tidak Memberikan Manfaat
Langsung Bagi Negara, Namun Bila Dikeluarkan Saat Ini Akan Mengurangi
Pengeluaran Pemerintah Yang Lebih Besar Di Masa Yang Akan Datang
5. PENGELUARAN YANG TIDAK PRODUKTIF
-> Pengeluaran Yang Tidak Memberikan Manfaat
Secara Langsung Kepada Masyarakat, Namun Diperlukan Oleh Pemerintah
E. Dasar Perhitungan Perkiraan
Penerimaan Negara
Produk Domestik Bruto
PDB Diartikan Sebagai Nilai Keseluruhan Semua Barang
Dan Jasa Yang Diproduksi Di Dalam Wilayah Tersebut Dalam Jangka Waktu Tertentu
(Biasanya Per Tahun). PDB Berbeda Dari Produk Nasional Bruto Karena Memasukkan
Pendapatan Faktor Produksi Dari Luar Negeri Yang Bekerja Di Negara Tersebut.
Sehingga PDB Hanya Menghitung Total Produksi Dari Suatu Negara Tanpa
Memperhitungkan Apakah Produksi Itu Dilakukan Dengan Memakai Faktor Produksi
Dalam Negeri Atau Tidak. Sebaliknya, PNB Memperhatikan Asal Usul Faktor
Produksi Yang Digunakan.
PDB Nominal (Atau Disebut PDB Atas Dasar Harga
Berlaku) Merujuk Kepada Nilai PDB Tanpa Memperhatikan Pengaruh Harga. Sedangkan
PDB Riil (Atau Disebut PDB Atas Dasar Harga Konstan) Mengoreksi Angka PDB
Nominal Dengan Memasukkan Pengaruh Dari Harga.
PDB Dapat Dihitung Dengan Memakai Dua
Pendekatan, Yaitu Pendekatan Pengeluaran Dan Pendekatan Pendapatan. Rumus Umum
Untuk PDB Dengan Pendekatan Pengeluaran Adalah:
PDB = Konsumsi + Investasi + Pengeluaran
Pemerintah + Ekspor – Impor
Di Mana Konsumsi Adalah Pengeluaran Yang
Dilakukan Oleh Rumah Tangga, Investasi Oleh Sektor Usaha, Pengeluaran
Pemerintah Oleh Pemerintah, Dan Ekspor Dan Impor Melibatkan Sektor Luar Negeri.
Sementara Pendekatan Pendapatan Menghitung
Pendapatan Yang Diterima Faktor Produksi:
PDB = Sewa + Upah + Bunga + Laba
Di Mana Sewa Adalah Pendapatan Pemilik Faktor
Produksi Tetap Seperti Tanah, Upah Untuk Tenaga Kerja, Bunga Untuk Pemilik
Modal, Dan Laba Untuk Pengusaha.
Secara Teori, PDB Dengan Pendekatan Pengeluaran
Dan Pendapatan Harus Menghasilkan Angka Yang Sama. Namun Karena Dalam Praktek
Menghitung PDB Dengan Pendekatan Pendapatan Sulit Dilakukan, Maka Yang Sering
Digunakan Adalah Dengan Pendekatan Pengeluaran.
2. Produk Domestik Regional Bruto
Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Merupakan Data Statistik Yang Merangkum Perolehan Nilai Tambah Dari
Seluruh Kegiatan Ekonomi Di Suatu Wilayah Pada Satu Periode Tertentu. PDRB
Dihitung Dalam Dua Cara, Yaitu Atas Dasar Harga Berlaku Dan Atas Dasar Harga
Konstan. Dalam Menghitung PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menggunakan Harga
Barang Dan Jasa Tahun Berjalan, Sedangkan Pada PDRB Atas Dasar Harga Konstan
Menggunakan Harga Pada Suatu Tahun Tertentu (Tahun Dasar). Penghitungan PDRB
Saat Ini Menggunakan Tahun 2000 Sebagai Tahun Dasar. Penggunaan Tahun Dasar Ini
Ditetapkan Secara Nasional.
Peroduk Domestik Bruto Sebagai Salah Saru
Indicator Ekonomi Memuat Berbagai Instrument Ekonomi Yang Di Dalmnya Terlihat
Jelas Keadaan Makro Ekonomi Suatu Daerah Dengan Pertumbuhan Ekonominya, Income
Perkapita Dan Berbagai Instrument Ekonomi Lainnya. Dimana Dengan Adanya
Data-Data Tersebut Akan Sangan Membantu Pengambil Kebijaksanaan Dalam
Perencanaan Dan Evaluasi Sehingga Pembangunan Tidak Salah Arah.
Angka PDRB Sangat Diperlukan Dan Perlu
Disajikan, Karena Selain Dapat Dipakai Sebagai Bahan Analisa Perencanaan
Pembangunan Juga Merupakan Barometer Untuk Mengukur Hasil-Hasil Pembangunan
Yang Telah Dilaksanakan. PDRB Dapat Didefinisikan Berdasarkan Tiga Pendekatan
Yaitu :
A. Pendekatan Produksi (Production Approach)
PDRB Adalah Jumlah Nilai Tambah Bruto (NTB) Yang
Tercipta Sebagai Hasil Proses Produksi Barang Dan Jasa Yang Dilakukan Oleh
Berbagai Unit Produksi Dalam Suatu Wilayah/Region Pada Suatu Jangka Waktu
Tertentu, Biasanya Setahun.
B. Pendekatan Pendapatan (Income Approach)
PDRB Adalah Jumlah Balas Jasa Yang Diterima Oleh
Faktor Faktor Produksi Yang Ikut Di Dalam Proses Produksi Di Suatu
Wilayah/Region Pada Jangka Waktu Tertentu (Biasanya Setahun). Balas Jasa Faktor
Produksi Tersebut Adalah Upah Dan Gaji, Sewa Tanah, Bunga Modal, Dan
Keuntungan. Termasuk Sebagai Komponen Penyusun PDRB Adalah Penyusutan Barang
Modal Tetap Dan Pajak Tidak Langsung Neto. Jumlah Semua Komponen Pendapatan Ini
Per Sektor Disebut Sebagainilai Tambah Bruto Sektoral. PDRB Merupakan Jumlah
Dari Nilai Tambah Bruto Seluruh Sektor (Lapangan Usaha).
C. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)
PDRB Adalah Jumlah Semua Pengeluaran Untuk
Konsumsi Rumah Tangga Dan Lembaga Swasta Yang Tidak Mencari Untung, Konsumsi
Pemerintah, Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto, Perubahan Inventori, Dan
Ekspor Neto Di Suatu Wilayah/Region Pada Suatu Periode (Biasanya Setahun). Yang
Dimaksud Dengan Ekspor Netto Adalah Ekspor Dikurangi Impor.
3. Pendapatan Nasional
Pendapatan Nasional Adalah Jumlah Pendapatan
Yang Diterima Oleh Seluruh Rumah Tangga Keluarga (RTK) Di Suatu Negara Dari
Penyerahan Faktor-Faktor Produksi Dalam Satu Periode, Biasanya Selama Satu
Tahun.
Konsep Pendapatan Nasional Pertama Kali
Dicetuskan Oleh Sir William Petty Dari Inggris Yang Berusaha Menaksir Pendapatan
Nasional Negaranya(Inggris) Pada Tahun 1665. Dalam Perhitungannya, Ia
Menggunakan Anggapan Bahwa Pendapatan Nasional Merupakan Penjumlahan Biaya
Hidup (Konsumsi) Selama Setahun. Namun, Pendapat Tersebut Tidak Disepakati Oleh
Para Ahli Ekonomi Modern, Sebab Menurut Pandangan Ilmu Ekonomi Modern, Konsumsi
Bukanlah Satu-Satunya Unsur Dalam Perhitungan Pendapatan Nasional. Menurut
Mereka, Alat Utama Sebagai Pengukur Kegiatan Perekonomian Adalah Produk
Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), Yaitu Seluruh Jumlah Barang Dan
Jasa Yang Dihasilkan Tiap Tahun Oleh Negara Yang Bersangkutan Diukur Menurut
Harga Pasar Pada Suatu Negara.
SUMBER :