Nama : Ayu Sulistya
Kelas : 1EB21
NPM : 21212296
PERKEMBANGAN STRATEGI DAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
EKONOMI INDONESIA
1. Perencanaan Pembangunan Ekonomi Indonesia
Perencanaan pembangunan sendiri adalah upaya untuk mengantisipasi ketidak
seimbangan yang terjadi yang bersifat akumulatif, atau sebagai peran arahan
bagi proses pembangunan untuk berjalan menuju tujuan yang ingin dicapai sebagai
tolak ukur keberhasilan proses pembangunan.
Ciri perencanaan pembangunan :
·
Berisi upaya untuk mencapai perkembangan ekonomi
·
Meningkatnya pendapatan perkapita
·
Merubah struktur ekonomi
·
Meningkatnya kesempatan kerja bagi masyarakat
·
Pemerataan pembangunan
Apapun definisi
perencanaan pembangunan, menurut Bintoro Tjokroamidjojo, manfaat perencanaan adalah :
·
Dengan adanya perencanaan diharapkan terdapatnya suatu pengarahan kegiatan,
adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada
pencapaian tujuan pembangunan
·
Dengan perencanaan maka dapat dilakukan suatu perkiraan terhadap hal-hal dalam
masa pelaksanaan yang akan dilalui. Perkiraan dilakukan mengenai
potensi-potensi dan prospek-prospek perkembangan, tetapi juga mengenai
hambatan-hambatan dan resiko-resiko yang mungkin dihadapi. Perencanaan
mengusahakan supaya ketidakpastian dapat dibatasi seminim mungkin
·
Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang
cara yang terbaik atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik
·
Dengan perencanaan dapat dilakukan penyusunan skala prioritas. Memilih
urutan-urutan dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan
usahanya
·
Dengan adanya rencana maka akan ada suatu alat pengukur untuk mengadakan suatu
pengawasan dan evaluasi
·
Penggunaan dan alokasi sumber-sumber pembangunan yang terbatas adanya secara
lebih efisien dan efektif. Diusahakan dihindarinya keborosan-keborosan. Suatu
usaha untuk mencapai output/ hasil secara maksimal daripada sumber-sumber yang
tersedia
·
Dengan perencanaan, perkembangan ekonomi yang mantap atau pertumbuhan ekonomi
yang terus menerus dapat ditingkatkan
·
Dengan perencanaan dapat dicapai stabilitas ekonomi, menghadapi siklis
konjungtur
Adapun rumusan tujuan kebijakan pembangunan dan target yang lebih spesifik
untuk tujuan pembangunan yaitu:
·
Pembanguna sumber daya insani merupakan tujuan pertama kali dari kebijakan
pembangunan
·
Perluasan produksi yang bermanfaat
·
Perbaikan kualitas hidup dengan memberikan prioritas pada 3 hal yakni
terciptanya lapangan kerja, sistem keamanan yang luas dan pembagian kekayaan
dan pendapatan yang merata.
·
Pembanguana yang seimbang yakni harmonisasi antar daerah berbeda dalam satu
Negara dan antar sektor ekonomi
·
Teknologi baru yakni berkembangnya teknologi tepat guna yang sesuai kondisi dan
aspirasi negara
·
Berkurangnya ketergantungan pada dunia luar dan dengan semakin menyatunya
kerjasama yang solid dalam Negara.
2. Macam – macam
Strategi Pembangunan Ekonomi
Strategi
pembangunan ekonomi diberi batasan sebagai suatu tindakan pemilihan atas faktor
– faktor (variabel) yang akan dijadikan faktor / variabel utama yang menjadi
penentu jalannya proses pertumbuhan (Surono, 1993). Babarapa strategi
pembangunan ekonomi yang dapat disampaikan adalah :
Strategi
Pertumbuhan
Di dalam
pemikiran ini pertumbuhan ekonomi menjadi kriteria utama bagi pengukuran
keberhasilan pembangunan. Selanjutnya dianggap bahwa dengan pertumbuhan ekonomi
buah pembangunan akan dinikmati pula oleh si miskin melalui proses merambat ke
bawah (trickle down effect) atau melalui tindakan koreksi pemerintah
mendistribusikan hasil pembangunan. Bahkan tersirat pendapat bahwa ketimpangan
atau ketidakmerataan adalah merupakan semacam prasyarat atau kondisi yang harus
terjadi guna memungkinkan terciptanya pertumbuhan, yaitu melalui proses
akumulasi modal oleh lapisan kaya. Strategi ini disebut strategi pertumbuhan.
Inti dari konsep strategi ini adalah :
Strategi
pembangunan ekonomi suatu Negara akan terpusat pada upaya pembentukan modal,
serta bagaimana menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah, dan
memusatkan, sehingga dapat menimbulkan sfek pertumbuhan ekonomi.
Selanjutnya
bahwa pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh golongan lemah melalui proses
merambat ke bawah (trickle-down-effect), pendistribusian kembali.
Jika terjadi
ketimpangan atau ketidakmerataan, hal tersebut merupakan persyaratan
terciptanya pertumbuhan ekonomi.
Kritik paling
keras dari strategi yang pertama ini adalah bahwa pada kenyataan yang terjadi
adalah ketimpangan yang semakin tajam.
Strategi
Pembangunan dengan Pemerataan
Keadaan sosial
antara si kaya dan si miskin mendorong para ilmuwan untuk mencari alternatif.
Alternatif baru yang muncul adalah strategi pembangunan pemerataan. Strategi
ini dikemukakan oleh Ilma Aldeman dan Morris. Yang menonjol pada
pertumbuhan pemerataan ini adalah ditekannya peningkatan pembangunan melalui
teknik social engineering, seperti melalui penyusunan rencana
induk, paket program terpadu. Dengan kata lain, pembangunan masih
diselenggarakan atas dasar persepsi, instrumen yang ditentukan dari dan oleh
mereka yang berada “diatas” (Ismid Hadad, 1980). Namun ternyata model
pertumbuhan pemerataan ini juga belum mampu memecahkan masalah pokok yang
dihadapi negara-negara sedang berkembang seperti pengangguran masal, kemiskinan
struktural dan kepincangan sosial.
Strategi
Ketergantungan
Teori
ketergantungan muncul dari pertemuan ahli-ahli ekonomi Amerika Latin pada tahun
1965 di Mexico City. Menjelaskan dasar-dasar kemiskinan yang diderita oleh
negara-negara sedang berkembang, khususnya negara-negra Amerika Latin. Yang
menarik dari teori ketergantungan adalah munculnya istilah dualisme
utara-selatan, desa-kota, corepriphery yang pada dirinya mencerminkan
adanya pemikiran pembangunan yang berwawasan ruang.
Pada tahun 1965
muncul strategi pembangunan dengan nama strategi ketergantungan. Konsep ini
timbul dikarenakan tidak sempurnanya strategi pertumbuhan dan strategi
pembangunan dengan pemerataan.
Inti dari konsep strategi ketergantungan adalah :
Kemiskinan di
negara–negara berkembang lebih disebabkan karena adanya ketergantungan negara
tersebut dari pihak/negara lainnya. Oleh karena itu jika suatu negara ingin
terbebas dari kemiskinan dan keterbelakangan ekonomi, negara tersebut harus
mengarahkan upaya pembangunan ekonominya pada usaha melepaskan diri dari ketergantungandari
pihak lain. Langkah yang dapat ditempuh diantaranya adalah meningkatkan
produksi nasional yang disertai dengan peningkatan kemampuan dalam bidang
produksi, lebih mencintai produk nasional.
Teori
ketergantungan ini kemudian dikritik oleh Kothari dengan mengatakan “. . . .
.teori ketergantungan tersebut memang cukup relevan, namun sayangnya telah
menjadi semacam dalih terhadap kenyataan dari kurangnya usaha untuk membangun
masyarakat sendiri (selfdevelopment). Sebab selalu akan gampang sekali bagi
kita untuk menumpahkan semua kesalahan pada pihak luar yang memeras, sementara
pemerasan yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat kita sendiri dibiarkan
saja . . . . . “ ( Kothari dalam Ismid Hadad, 1980 ).
Strategi
yang Berwawasan Ruang
Pada argumentasi
Myrdall dan Hirschman terdapat dua istilah yaitu “back-wash effects”
dan “spread effects” .
“Back-wash
Effects” adalah kurang maju dan kurang
mampunya daerah-daerah miskin untuk membangun dengan cepat disebutkan pula oleh
terdapatnya beberapa keadaan yang disebut Myrdall.
“spread
effects” (pengaruh menyebar), tetapi pada
umumnya spread-effects yang terjadi adalh jauh lebiih lemah dari back-wash
effectsnya sehingga secara keseluruhan pembangunan daerah yang lebih kaya
akan memperlambat jalnnya pembangunan di daerah miskin.
Perbedaan
pandangan kedua tokoh tersebut adalah bahwa Myrdall tidak percaya bahwa
keseimbangan daerah kaya dan miskin akan tercapai, sedangkan Hirschman
percaya, sekalipun baru akan tercapai dalam jangka panjang.
Strategi
Pendekatan Kebutuhan Pokok
Sasaran
strategi ini adalah menaggulangi kemiskinan secara masal. Strategi ini selanjutnya
dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Sedunia (ILO) pada tahun 1975, dengan
dikeluarkannya dokumen: Employment, Growth, and Basic Needs : A One World
Problem. ILO dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia
tidak mungkin dapat dipengaruhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan
yang bersumber pada pengangguran. Oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha
diarahkan pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan pemenuhan kebutuhan pokok
dan sejenisnya.
3. Faktor yang
Mempengaruhi Strategi Pembangunan
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pembangunan ekonomi yaitu :
·
Ukuran
suatu Negara (geografis, penduduk dan pendapatan)
·
Sistem&struktur
politik
·
Latar
belakang histories
·
Hubungan
internasional
·
Bantuan
modal internasional
·
Pemerataan&pertumbuhan
penduduk
·
Pendidikan
·
Teknologi
4. Strategi
Pembangunan Ekonomi Indonesia yang Diarahkan pada Repelita
Sebelum orde
baru strategi pembangunan di Indonesia secara teori telah diarahkan pada usaha
pencapaian laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Namun pada kenyataannya nampak
adanya kecendrungan lebih menitik beratkan pada tujuan-tujuan politik dan
kurang memperhatikan pembangunan ekonomi.
Sedangkan pada
awal orde baru, strategi pembangunan di Indonesia lebih diarahkan pada tindakan
pembersihan dan perbaikan kondisi ekonomi yang mendasar, terutama usaha untuk
menekan laju inflasi yang sangat tinggi (hyper inflasi).
Dari keterangan
pemerintah yang ada, dapat sedikit disimpulkan bahwa strategi pembangunan di
Indonesia tidak mengenal perbedaan strategi yang ekstrem. Sebagai contoh selain
strategi pemerataan pembangunan, Indonesia tidak mengesampingkan strategi
pertumbuhan dan strategi yang berwawasan ruang (terbukti dengan dibaginya
wilayah Indonesia dengan berbagai wilayah pembangunan I, II, III dan
seterusnya). Periode ini kemudian disusul dengan periode Repelita dan dalam
setiap Repelita, khususnya sejak Repelita II, strategi pembangunan ekonomi yang
diberlakukan di Indonesia adalah strategi yang mengacu pada pertumbuhan yang
sekaligus berorientasi pada keadilan (pemerataan), menghapus kemiskinan, dan
juga keadilan (pemerataan) antar daerah. Pembagian wilayah pembangunan ini
tidak didasarkan pada pembagian secara adminstratif politis yang ada.
Strategi
tersebut dipertegas dengan ditetapkannya sasaran atau titik berat setiap
Repelita, yakni :
Tujuan Analisis
Ekonomi Pembangunan :
Menelaah
faktor-faktor yang menimbulkan ketiadaan pembangunan.
Menelaah
faktor-faktor yang menimbulkan keterlambatan pembangunan.
Mengemukakan
cara-cara pendekatan yang dapat ditempuh untuk mengatasi masalah- masalah
yang dihadapi sehingga mempercepat jalannya pembangunan.
5. Periode
Perekonomian Pembangunan
Dalam sejarah
perkembangannya, perencanaan pembangunan ekonomi di Indonesia dibagi dalam
beberapa periode, yakni :
Periode sebelum
Orde baru, dibagi dalam :
Periode 1945 –
1950
Periode 1951 –
1955
Periode 1956 –
1960
Periode 1961 –
1965
Sebelum Perang
Dunia II para ilmuwan kurang memperhatikan pembangunan ekonomi, karena
faktor-faktor sbb :
Masih banyak
negara sebagai negara jajahan
Kurang adanya
usaha dari tokoh masyarakat untuk membahas pembangunan ekonomi.
Lebih mementingkan usaha untuk meraih kemerdekaan dari penjajah.
Para pakar
ekonomi lebih banyak menganalisis kegagalan ekonomi dan tingginya
tingkat pengangguran (depresi berat).
Pasca Perang
Dunia II (Th. 1942), banyak negara
memperoleh kemerdekaan (India, Pakistan, Phillipina, Korea & Indonesia),
perhatian terhadap pembangunan ekonomi mulai berkembang disebabkan oleh :
Negara jajahan
yang memperoleh kemerdekaan
Berkembangnya
cita-cita negara yang baru merdeka untuk mengejar ketertinggalannya di bidang
ekonomi.
Adanya keinginan dari negara maju untuk membantu negara berkembang dalam mempercepat pembangunan ekonomi.
Adanya keinginan dari negara maju untuk membantu negara berkembang dalam mempercepat pembangunan ekonomi.
Periode setelah
Orde baru, dibagi dalam :
Periode 1966
s/d 1958, Periode Stabilisasi dan Rehabilitasi
Periode
Repelita I : 1969/70 – 1973/74
Periode
Repelita II : 1974/75 – 1978/79
Periode
Repelita III : 1979/80 – 1983/84
Periode
Repelita IV : 1984/85 – 1988/89
Periode
Repelita V : 1989/90 – 1993/94
DAFTAR PUSTAKA
Djamin
Zulkarnain, 1993, Perekonomian Indonesia, Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta
Suroso P.C.,
1993, Perekonomian Indonesia, Buku Panduan Mahasiswa, APTIK dan
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Boedinono,
1990, Seri Sinopsis, Ekonomi Makro, LPFE UGM, Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar