Nama
: Ayu Sulistya
NPM
: 21212296
Kelas
: 4EB24
AKUNTANSI
INTERNASIONAL
Bab VI
Translasi Mata Uang Asing
A. Alasan Translasi Mata Uang Asing
Translasi mata uang asing adalah proses pelaporan informasi
keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Translasi mata uang asing
dilakukan untuk mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan
pada pembaca informasi mengenai oprasional perusahaan secara global, dengan
memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari anak perusahaan terhadap
mata uang asing induk perusahaan.
Banyak permasalahan yang berhubungan dengan translasi mata uang
asing muncul dari fakta bahwa nilai relatif mata uang asing hampir tidak pernah
stabil. Tingkat variabelitas nilai tukar, dikombinasikan dengan perbedaan
antara metode translasi mata uang asing dan penanganan terhadap translasi mata
uang asing keuntungan dan kerugian, semakin mempersulit untuk dapat
membandingkan hasil suatu perusahaan dengan prusahaan lainnya, ataupun
perbandingan dalam suatu perusahaan dari periode satu dengan periode lainnya.
Tiga alasan tambahan
dilakukannya translasi mata uang asing yaitu:
1. Mencatat translasi mata uang asing
2. Memperhitungkan efeknya perusahaan terhadap
translasi mata uang asing, dan
3. Berkomunikasi dengan peminat saham asing
Akhirnya
kenaikan jumlah investasi internasional meningkatkan kebutuhan untuk
menyampaikan informasi pembukuan perusahaan yang berdomisili pada satu negara
kepada para investor di negara lainnya.
B. Latar Belakang dan Terminologi
Translasi mata uang asing tidak sama dengan konversi, yaitu
translasi mata uang secara fisik. Translasi mata uang asing merupakan translasi
sederhana dalam ekspresi moneter, seperti saat neraca menggunakan poundsterling
Inggris kemudian disajikan ulang dalam padanannya dolar AS.
Mata uang pada perdagangan negara-negara utama dibeli atau dijual
pada pasar global. Peserta pasar termasuk bank dan perantara keuangan lainnya,
perusahaan bisnis, individu, dan pedagang internasional dihubungkan oleh
jaringan komunikasi modern.
Transaksi mata uang asing bisa terjadi langsung di pasar spot, pasar forward, atau pasar swap.
Transaksi mata uang asing bisa terjadi langsung di pasar spot, pasar forward, atau pasar swap.
Neraca hasil translasi mata uang asing dilakukan baik dengan
translasi langsung ataupun translasi tidak langsung.
1. Kurs pasar spot dipengaruhi berbagai factor, termasuk
juga perbedaan tingkat inflasi antar Negara, perbedaan pada saham nasional dan
espektasi mengenai arah tingkat mata uang selanjutnya, kurs ini bersifat
langsung atau tidak langsung.
2. Kurs pada pasar forward adalah persetujuan untuk
mentranslasikan sejumlah mata uang yang telah ditetapkan untuk masa yang akan
dating. Transaksi pada pasar forward mendapatkan potongan atau premi dari pasar
spot atau sebagai tingkat pasar forward.
3. Transaksi kurs swap melibatkan pembelian spot
dan penjualan forward yang simultan atau penjualan forward yang simultan atau
penjualan spot dan pembelian forward mata uang.
Masalah
Jika nilai tukar mata uang asing relatif stabil. translasi mata
uang asing keuangan tidak akan sulit daripada mentranslasikan perinci atau kaki
terhadap pedanannya metrik tersebut. Bagaimanapun, nilai tukar tidak pernah
stabil. Sistem keuangan pada kebanyakan negara industri sangat bebas dalam
menentukan nilai mereka sendiri pada pasar saham.
C. Efek Laporan Keuangan Terhadap Kurs Alternatif
Translasi Mata Uang Asing
Tiga kurs translasi yang digunakan untuk mentranslasikan maraca
mata uang asing terhadap mata uang domestik yaitu:
1. Kurs saat ini, kurs yang berlaku pada tanggal
laporan keuangan.
2. Kurs historis, translasi mata uang yang berlaku
saat aseets dengan mata uang pertama kali didapatkn atau saat kewajiban dengan
mata uang asing pertama kali muncul.
3. Kurs rata rata, nilai rata-rata biasa atau
dengan pembobotan baik pada kurs historis atau saat ini.
Kurs historis pada umumnya menjaga padanannya biaya awal item mata
uang asing dalam laporan keuangan domestik.
Tipe dalam penyesuaian
tukar menukar
Transaksi Mata Uang
Asing
Perbedaan karakteristik
pada transaksi mata uang asing adalah perjanjian yang dipengaruhi oleh mata
uang asing. Transaksi mata uang asing mungkin menggunakan satu mata uang akan
tetapi dihitung dengan mata uang lain. Untuk mengerti alasannya, pertama-tama
pertimbangkan gagasan mengenai mata uang fungsional.
FAS No. 52 keputusan
pihak yang berwenang AS pada akuntansi untuk mata uang asing, mengamanatkan
persyaratan untuk transaksi mata uang asing
1. Pada tanggal transaksi diakui, setiap aset,
kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan atau kerugian yang muncul harus
dihitung dan dicatat dalam mata uang fungsional dalam catatan secara
keseluruhan dengan pengaruh nilai tukar pada saat itu.
2. Pada setiap tanggal neraca, neraca tercatat yang
menggunakan mata uang selain mata uang fungsional ik pada pencatatan harus
disesuaikan untuk menggambarkan nilai tuka saat itu.
Kriteria mata uang
fungsional
Faktor Ekonomi
|
Mata Uang Lokal Sebagai Mata Uang
Fungsional
|
Mata Uang Induk Perusahaan Sebagai
Mata Uang Fungsional
|
|
Arus Kas
|
Menggunakan mata uang lokal dan
tidak berpengaruh terhadap arus kas
|
Berpengaruh secara langsung
terhadap arus kas dan dikembalikan ke induk perusahaan
|
|
Harga Jual
|
Sangat tidak peduli dengan tingkat
perubahan nilai tukar dan diatur oleh kompeasi lokal
|
Respinsif terhadap perubahan nilai
tukar dan dilakukan oleh kompetisi internasional
|
|
Harga Pasar
|
Kebanyakan pada negara adidaya dan
menggunakan mata uang lokal
|
Kebanyakan pada negara induk dan
menggunakan mata uang induk
|
|
Anggaran Biaya
|
Sering terjadi pada daerah local
|
Sangat berkaitan dengan faktor
produktif yang diberikan dari induk perusahaan
|
|
Keuangan
|
Menggunakan mata uang lokal dan
dilayani oleh operasional local
|
Diberikan oleh induk perusahaan
atau bergantung pada induk perusahaan agar memenuhi keajaiban jangka panjang
|
|
Internal Perusahaan
|
Jarang, tidak ekstensif
|
Sering kali 4 transaksi yang
eksentif
|
|
Terdapat dua cara untuk
melakukan pembukuan bagi keuntungan dan kerugian transaksi :
a. Perspektif Transaksi Tunggal
Pada transaksi tunggal, penyesuaian nilai tukar
(baik stabil atau tidak) dimasukkan sebagai penyesuaian terhadap pembukuan
transaksi awal dengan alasan bahwa transaksi dan perjanjiannya merupakan
kejadian tunggal
b. Perspektif Ganda
Pada perspektif transaksi ganda, penerimaan
piutang krona mempertimbangkan kejadian yang terpisah dari penjualan yang
memberikan tambahan pendapatan. Untuk tujuan keseragaman FAS No.52 membutuhkan
metode pembukuan transaksi ganda untuk transaksi mata uang asing.
D. Translasi Mata Uang Asing
1. Metode Nilai Tukar Tunggal
Metode ini mengaplikasikan nilai tukar tunggal,
harga penutupan atau harga saat itu terhadap saham dan hutang asing. Pendapatan
dan beban biasanya ditranslasikan oleh rata rata nilai tukar saat itu pada
setiap periode.
2. Metode Current-Noncurrent
Pada metode ini, asset lancar yang dimiliki anak
perusahaan saat itu dan utang lancer ditranslasikan ke dalam mata uang induk
perusahaan mereka pada laporan keuangannya dengan kurs saat ini.
3. Metode Moneter-Nonmoneter
Metode ini menggunakan skema klasifikasi neraca
untuk menukarkan nilai tukar mata uang asing yang sesuai.
4. Metode Kurs Sementara
Dengan metode ini, translasi mata uang asing
tidak merubah sifat sebuah item yang dihitung, hal tersebut hanya merubah unit
peruntungannya saja. Dengan kata lain, translasi mata uang asing neraca
disajikan ulang menggunakan mata uang item tersebut, tetapi bukan penilaian
aktual.
E. Metode Nilai Tukar-Ganda
Metode ini mengkombinasikan kurs saat ini dan kurs historis dalam
proses transalasi mata uang asingnya.
Keuntungan dan Kerugian
Translasi Mata Uang Asing.
Pendekatan akutansi
untuk penyesuaian translasi mata uang asing yaitu:
1. Penangguhan
2. Penangguhan dan Amortitasi
3. Penangguhan Sebagian
4. Tidak Ada Penangguhan
F. Pengembangan Akuntansi Translasi Mata Uang Asing
Praktik akuntansi mata uang asing telah berkembang seiring waktu
dalam respons terhadap meningkatnya kompleksitas operasional multinasional dan
perubahan dalam sistem moneter internasional.
a. Pra-1965
Sebelum 1965 praktik translasi mata uang asing pada banyak perusahaan AS dipandu oleh Bab 12 Accounting Research Bulletin No.43. Pernyataan tersebut mengadvokasi metode current-noncurrent. Keuntungan dan kerugian transaksi ditambahkan secara langsung terhadap pendapatan. Keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing dimasukkan ke dalam keuntungan selama periode yang ada. Kerugiannya diakui dalam pendapatan lancar.
Sebelum 1965 praktik translasi mata uang asing pada banyak perusahaan AS dipandu oleh Bab 12 Accounting Research Bulletin No.43. Pernyataan tersebut mengadvokasi metode current-noncurrent. Keuntungan dan kerugian transaksi ditambahkan secara langsung terhadap pendapatan. Keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing dimasukkan ke dalam keuntungan selama periode yang ada. Kerugiannya diakui dalam pendapatan lancar.
b. 1965-1975
ARB No.43 memperoleh beberapa pengecualian khusus dalam metode current-noncurrent. Dalam keadaan khusus persediaan dapat ditranslasikan dengan kurs historis. Lebih jauh, translasi mata uang asing seluruh pembayaran dan penerimaan mata uang asing pada kurs saat ini tersebut diperbolehkan setelah accounting principles board opinion No.6 dikeluarkan pada tahun 1965. Perusahaan tersebut memberikan pilihan translasi mata uang asing lain bagi perusahaan dalam ARB No.43.
ARB No.43 memperoleh beberapa pengecualian khusus dalam metode current-noncurrent. Dalam keadaan khusus persediaan dapat ditranslasikan dengan kurs historis. Lebih jauh, translasi mata uang asing seluruh pembayaran dan penerimaan mata uang asing pada kurs saat ini tersebut diperbolehkan setelah accounting principles board opinion No.6 dikeluarkan pada tahun 1965. Perusahaan tersebut memberikan pilihan translasi mata uang asing lain bagi perusahaan dalam ARB No.43.
c. 1975-1981
Untuk mengakhiri perbedaan metode pada standar translasi mata uang asing sebelumnya, Financial acccounting Standards board (FASB) mengeluarkan FAS No.8 pada tahun 1975. Pernyataan ini secara segnifikan mengubah praktik perusahaan asing AS dalam memasukkan GAAP AS dengan menerima metode translasi mata uang asing kurs sementaraFAS No. 8 ternyata kontroversial. Sementara beberapa menghargai usulan yang teoritis, banyak yang tidak menyetujui atas ditorsi yang ditimbulkan dalam pendapatan perusahaan.
Untuk mengakhiri perbedaan metode pada standar translasi mata uang asing sebelumnya, Financial acccounting Standards board (FASB) mengeluarkan FAS No.8 pada tahun 1975. Pernyataan ini secara segnifikan mengubah praktik perusahaan asing AS dalam memasukkan GAAP AS dengan menerima metode translasi mata uang asing kurs sementaraFAS No. 8 ternyata kontroversial. Sementara beberapa menghargai usulan yang teoritis, banyak yang tidak menyetujui atas ditorsi yang ditimbulkan dalam pendapatan perusahaan.
d. 1981-sekarang
Pada bulan mei 1978, FASB mengundang komentar masyarakat tentang 12 keputusan pertamanya. FASB mempertimbangkan FAS No.8 dan setelah beragam public meeting dan dua penjelasan berkas, akhirnya mengeluarkan statement of Financial Accounting Standards No.52 pada tahun 1981.
Pada bulan mei 1978, FASB mengundang komentar masyarakat tentang 12 keputusan pertamanya. FASB mempertimbangkan FAS No.8 dan setelah beragam public meeting dan dua penjelasan berkas, akhirnya mengeluarkan statement of Financial Accounting Standards No.52 pada tahun 1981.
G. Gambaran Standard No. 52 / Standar Akuntansi
Internasional 21
Tujuan translasi mata uang asing dalam FAS No.8 berbeda secara
substansi dari FAS No.52 FAS No.8, mengadopsi perspektif induk perusahaan
dengan memberi syarat bahwa laporan keuangan mata uang asing dipresentasikan
jika seluruh transasi mengikuti mata uang yang digunakan induk perusahaan.
Lebih jauh, mata uang fungsional menunjukkan pilihan metode translasi mata uang
asing yang digunakan untuk tujuan usaha gabungan dan disposisi keuntungan dan
kerugian nilai tukar.
a. Translasi Saat Mata Uang Local Adalah Mata Uang
Fungsional.
Prosedur kurs saat ini
digunakan adalah:
1. Seluruh aset dan kewajiban asing yang
ditranslasikan terhadap dolar menggunakan nilai tukar yang berlaku pada tanggal
tanggal neraca. Akun modal ditranslasikan pada kurs historis.
2. Pendapatan dan beban ditranslasikan menggunakan
nilai tukar yang berlaku pada waktu translasi, walaupun nilai tukar rata-rata
tambahan dapat digunakan untuk kelayakan.
3. Keuntungan dan kerugian dilaporkan dalam
komponen ekuitas gabungan pemegang saham yang terpisah. Penyesuaian nilai tukar
tersebut tidak dimasukan kedalam laporan laba rugi higga operasional luar negri
telah terjual atau investasi telah diputuskan tidak bernilai.
b. Translasi Saat Mata Uang Induk Perusahaan Adalah
Mata Uang Fungsional.
1. Aset dan kewajiban moneter serta nonmoneter
bernilai pada harga pasar saat itu ditranslasikan menggunakan nilai tukar yang
berlaku pada saat laporan keuangan, item nonmoneter lainnya dan modal
ditranslasikan pada kurs historis.
2. Pendapatan dan beban ditranslasikan menggunakan
nilai tukar rata-rata untuk periode kecuali item yang berhubungan dengan item
nonmoneter yang ditranslasikan menggunakan kurs historis.
3. Keuntungan dan kerugian translasi mata uang
asing direfleksikan dalam pendapatan lancar.
c. Translasi saat mata uang asing adalah mata uang
fungsional.
Usaha gabungan asing mungkin akan tetap mencatat pmbukuanta dalam
satu mata uang asing saat mata uang fungsionalnya adalah mata uang asing lain.
Dalam situasi ini, laporan keuangan akan dihitung ulang dari mata uang local ke
dalam mata uang fungsional (metode kurs sementara) lalu ditranslasikan ke dalam
dollar AS menggunakan metode kurs saat ini.
Permasalahan Perhitungan
Para pengguna akun gabungan harus mengerti beberapa permasalahan
jika mereka ingin menginterpretasikan dengan tepat efek keuangan akibat
translasi mata uang asing. Beberapa permasalahan tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Perspektif Laporan
2. Harga Perolehan
3. Konsep Pendapatan
4. Laba Terkelola
Translasi Mata Uang
Asing Dan Inflasi
Hubungan terbalik antara tingkat inflasi sebuah Negara dengan nilai eksternal
mata uangnya telah ditunjukan secara empiris. Sehingga penggunaan kurs saat ini
untuk mentranslasikan biaya aset non moneter yang bertempat dalam kondisi yang
cenderung berinflasi akan menghasilkan paclanannya mata uang dosmetik jauh
dibawah nilai aslinya.
Translasi Mata Uang
Asing Dimana Saja
Penggunaan kurs kini untuk mentranslasikan biaya perolehan aktiva
non-moneter yang berlokasi di lingkungan berinflasi pada akhirnya akan
menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh lebih rendah
dari pada dasar pengukuran awalnya. Pada saat yang bersamaan, laba yang
ditranslasikan akan jauh lebih besar sehubungan dengan beban depresisasi yang
juga lebih rendah. Hasil translasi seperti itu dengan mudah dapat lebih
menyesatkan pembaca ketika memberikan informasi kepada pembaca. Penilaian dolar
yang lebih rendah biasanya merendahkan kekuatan laba akutal dari aktiva luar
negeri yang didukung oleh inflasi lokal dan rasio pengembalian atas investasi
yang terpengaruh inflasi di suatu operasi luar negeri dapat menciptakan harapan
yang palsu atas keuntungan masa depan.
FASB menolak penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena
penyesuaian tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar penilaian biaya
historis yang digunakan dalam laporan keuangan dasar di AS. Sebagai solusi FAS
No 52 mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai mata uang fungsional untuk operasi
luar negeri yang berdomisili dilingkungan dengan hiperinflasi. Prosedur ini
akan mempertahankan nilai konstan ekuivalen dolar aktiva dalam mata uang asing,
karena aktiva tersebut akan ditranslasikan menurut kurs historis.
Daftar Pustaka
Choi, Frederick D. S.
dan Gary K. Meek. International Accounting. Buku 1 Edisi 6.2010: Salemba Empat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar