Nama
: Ayu Sulistya
NPM
: 21212296
Kelas
: 4EB24
AKUNTANSI
INTERNASIONAL
Bab 8
Pelaporan Keuangan dan Perubahan
Harga
A. Pengertian Perubahan Harga
Perubahan harga yakni ketika
harga barang dan jasa dalam suatu Negara mengalami perubahan. Perubahan harga
tersebut dapat berupa kenaikan harga secara keseluruhan disebut inflasi
(inflation), atau penurunan harga disebut deflasi (deflation). Perubahan harga
dipisahkan menjadi dua jenis yakni perubahan harga umum (agregat) dan perubahan
harga spesifik.
a. Perubahan
harga umum
Suatu
perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan
jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Kenaikan harga secara keseluruhan
disebut inflasi (inflation), sedangkan penurunan harga disebut deflasi
(deflation).
b. Perubahan
harga spesifik
Perubahan
harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu
yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran.
Secara umum inflasi dipahami sebagai kenaikan harga-harga yang disebabkan oleh turunnya nilai mata uang. Pengertian inflasi menurut beberapa ahli yaitu :
Secara umum inflasi dipahami sebagai kenaikan harga-harga yang disebabkan oleh turunnya nilai mata uang. Pengertian inflasi menurut beberapa ahli yaitu :
1. Inflasi
merupakan Salah satu peristiwa moneter yang menunjukkan suatu kecenderungan
akan naiknya harga barang-barang secara umum. Yang berarti terjadinya penurunan
nilai uang.(Rimsky K. Judisseno, 2002;16).
2. Inflasi
adalah suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian.
(Sadono Sukirno, 2002;15).
3. Inflasi
adalah keadaan yang menggambarkan perubahan tingkat harga dalam sebuah
perekonomian.(Irham Fahmi, 2006;79)
4. Dan
pengertian lain tentang Inflasi juga ditemukan dalam sebuah buku yang berjudul
Teori Ekonomi Makro karangan Dwi Eko Waluyo pada tahun 2002 yang menyebutkan
bahwa Inflasi adalah Salah satu bentuk penyakit ekonomi yang sering muncul dan
dialami oleh semua negara, kecenderungan kenaikan harga-harga umum secara terus
menerus.
Berdasarkan beberapa
pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa inflasi merupakan kenaikan harga
harga barang secara umum atau menyeluruh yang merupakan masalah perekonomian
secara moneter.
B. Mengapa Laporan Keuangan di Masa
Perubahan Harga Berpotensi Menyesatkan
Selama periode inflasi,
nilai aktiva yang dicatat sebesar biaya akuisisi awalnya jarang mencerminkan
nilai terkininya yang lebih tinggi. Nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendah
menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai lebih
tinggi. Dari sudut pandang manajemen, ketidakakuratan pengukuran dapat
mendistorsi :
1. Proyeksi
keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis
2. Anggaran
yang menjadi dasar pengukuran kinerja
3.
Data kinerja yang tidak dapat
mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan.
Laba
yang dinilai lebih pada akhirnya akan menyebabkan :
1. Kenaikan
dalam proporsi pajak
2. Permintaan
dividen lebih banyak dari pemegang saham
3. Permintaan
gaji dan upah yang lebih tinggi dari para pekerja
4. Tindakan
yang merugikan dari negara tuan rumah (seperti pengenaan pajak keuntungan yang
sangat besar).
Kegagalan untuk menyesuaikan data
keuangan perusahaan terhadap perubahan dalam daya beli unit moneter juga
menimbulkan kesulitan bagi pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan
dan membandingkan kinerja operasi perusahaan yang dilaporkan.
Fungsi
mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit yaitu :
a. Pengaruh
perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan keadaan yang dihadapi
suatu perusahaan. Para pengguna tidak memiliki informasi yang lengkap mengenai
faktor-faktor ini.
b. Mengelola
masalah yang ditimbulkan oleh perubahan harga bergantung pada pemahaman yang
akurat atas permasalahan tersebut. Pemahaman yang akurat memerlukan kinerja
usaha yang dilaporkan dalam kondisi-kondisi yang memperhitungkan pengaruh
perubahan harga.
c. Laporan
dari para manajer mengenai permasalahan yang disebabkan oleh perubahan harga
lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha menerbitkan informasi keuangan
yang membahas masalah-masalah tersebut.
C. Jenis-Jenis Penyesuaian Inflasi
a. Ditinjau
dari tingkat parahnya suatu inflasi pada suatu Negara. Apabila dilihat dari
skala parah atau tidaknya Inflasi tersebut, maka dapat dilihat sebagai berikut
:
·
Inflasi ringan dengan skala Inflasi
sebesar < 10 persen / tahun.
·
Inflasi sedang dengan skala Inflasi
sebesar 10 – 30 persen / tahun.
·
Inflasi berat dengan skala Inflasi
sebesar 30 – 100 persen / tahun.
·
Hiperinflasi dengan skala Inflasi
sebesar > 100 persen / tahun.
b. Ditinjau
dari Asal Inflasi
Dilihat dari asal Inflasi maka dapat
diketahui bahwa Inflasi tersebut berasal dari dalam negeri dan juga berasal
dari luar negeri atau yang lebih dikenal dengan sebutan Impoted
Inflation.
Inflasi yang berasal dari dalam negeri
atau disebut Domestic Inflation adalah “Inflasi yang terjadi karena kenaikan
harga akibat adanya kondisi “shock” (kejutan) dari dalam negeri baik karena
perilaku masyarakat maupun pemerintah yang mengakibatkan kenaikan harga”.
Sedangkan untuk Inflasi yang berasal
dari luar negeri atau yang disebut dengan Imported Inflation merupakan suatu
kenaikan harga yang diakibatkan karena kenaikan harga-harga dari barang-barang
yang diimpor, sehingga akan mengakibatkan tekanan terhadap harga dalam negeri.
D.
Penyesuaian
Tingkat Harga Umum
Jumlah mata uang yang
disesuaikan terhadap perubahan tingkat harga umum (daya beli) disebut mata uang
konsatan biaya historis atau ekuivalen daya beli umum. Sebagai contoh, selama
periode kenaikan harga, aktiva berumur panjang yang dilaporkan didalam neraca
sebesar biaya akuisisi awalnya dinyatakan dalam mata uang nominal.
Apabila biaya
historisnya tersebut dialokasikan terhadap laba periode kini (dalam bentuk
beban depresiasi), pendapatan, yang mencerminkan daya beli kini, ditandingkan
dengan biaya yang mencerminkan daya beli (yang lebih tinggi) dari periode
terdahulu saat aktiva tersebut dibeli. Oleh sebab itu, jumlah nominal harus
disesuaikan untuk perubahan dalam daya beli umum uang agar dapat ditandingkan
secara tepat dengan transaksi kini.
1. Indeks
Harga
·
Perubahan tingkat harga umum biasanya
diukur dengan tingkat harga.
·
Suatu indeks harga adalah rasio biaya.
2. Penggunaan
Indeks Harga
·
Angka indeks harga digunakan untuk
mentranslasikan jumlah uang yang dibayarkan selama periode terdahulu menjadi
ekuivalen daya beli pada akhir periode.
·
Angka – angka tingkat harga yang telah
disesuaikan tidak mewakili biaya kini pos-pos yang dimaksud atau angka-angka
tersebut masih merupakan biaya historis, angka – angka biaya historis hanya
disajikan ulang dalam unit pengukuran yang baru – daya beli umum pada akhir
periode.
E.
Penyesuaian
Biaya-Kini
Model biaya kini
berbeda dengan akuntansi yang konvesional dalam dua aspek utama. Pertama,
aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini dan bukan biaya historis. Kedua,
laba adalah jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan oleh perusahaan dalam
suatu periode (tanpa memperhitungkan komponen pajak), namun tetap dapat
mempertahankan kapasitas produktif atau modal fisik perusahaan.
F. Biaya Kini Disesuaikan dengan
Tingkat-Harga Umum
Model biaya kini yang
disesuaikan dengan tingkat harga umum menggunakan indeks harga umum maupun
khusus. Tujuannya adalah untuk mengungkapkan laba dan aset bersih pada
ekuivalen daya beli akhir tahun perusahaa, untuk melaporkan aset bersih
perusahaan pada biaya kininya dan untuk melaporkan jumlah laba yang
menggambarkan kekayaan bersih setelah pajak. Model ini memiliki ciri khas yakni
pengungkapan perubahan biaya kini dari aset nonmoneter perusahaan setelah
dikurangi inflasi untuk memperlihatkan bagian perubahan nilai aset nonmeneter
yang melebihi atau kurang dari perubahan daya beli umum.
G. Pendekatan Terhadap Akuntansi
Inflasi di Beberapa Negara
1.
Amerika Serikat
FASB 1979 menerbitkan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (SFAS) No. 33 tentang “Pelaporan Keuangan
dan Perubahan Harga”, yang mengharuskan perusahaan-perusahaan di AS yang
memiliki persediaan dan aset tetap (sebelum dikurangi akumulasi penyusutan)
senilai lebih dari $125 juta, atau memiliki total aset senilai lebih dari $1M,
untuk mencoba mengungkapakan baik daya beli tetap-biaya historis maupun daya
beli tetap biaya kini selama lima tahun.
2. Inggris
Komite
Standar Akuntansi Inggris (Accounting Standard Commitee-ASC) menerbitkan
Pernyataan Standard Praktik Akuntansi 16 (Statement Of Standard Accounting
Practice-SSAP 16). Perbedaan SSAP 16 dengan SFAS 33 yaitu :
a. Apabila
standar AS mengharuskan akuntansi dolar konstan dan biaya kini, SSAP 16
mengadopsi hanya metode biaya kini untuk pelaporan eksternal.
b. Apabila
penyesuaian inflasi AS berpusat pad laporan laba rugi, laporan biaya kini di
Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta
pencatatan penjelasan.
Standar
di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan:
1)
Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai
laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis.
2)
Menyajikan akun-akun biaya historis
sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini.
3)
Menyediakan akun-akun biaya kini sebagai
satu-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis yang
memadai.
Dengan
perlakuan keuntungan dan kerugian yang terkait dengan pos-pos moneter, FAS 33 menharuskan
pengungkapan terpisah untuk tiap-tiap angka. SSAP 16 mengaharuskan dua angka
yang keduanya mencerminkan pengaruh perubahan harga spesifik, yaitu Penyesuaian
modal kerja moneter ( Monetary Working Capital Adjustment) / MWCA mengakui
pengaruh perubahan harga khusus terhadap total jumlah modal kerja yang
digunakan oleh perusahaan dalam operasinya. Dan Mekanisme Penyesuaian
Memungkinkan pengaruh perubahan harga spesifik terhadap aktiva non moneter
perusahaan.
3. Brasil
Brasil
Walaupun tidak lagi diwajibkan akuntansi inflasi yang direkomendasikan di
Brasil hari ini mencerminkan 2 kelompok pilihan pelaporan yakni Hukum
Perusahaan Brasil dan Komisi Pengawasan Pasar Modal Brasil.
Penyesuaian
inflasi yang sesuai dengan hukum perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva
permanen dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui
oleh pemerintah federal untuk mengukur devaluasi matauanglokal. Penyesuaian
inflasi terhadap aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham disajikan bersih
terhadap jumlah lebih yang diungkapkan secara terpisah dalam laba kini sebagai
keuntungan atau kerugian koreksi moneter.
Penyesuaian
tingkat harga terhadap ekuitas pemegang saham merupakan jumlah investasi
pemegang saham pada awalperiode yang harus tumbuh agar tidak tertingla dengan
laju inflasi. Penyesuaian aktiva permanen yang lebih kecil daripada penyesuaian
ekuitas menyebabkan kerugian daya beli yang mencerminkan resiko yang dihadapi
perusahan terhadap aktiva moneter bersihnya.
H. International AccountingStandards
Board (IASB)
IASB menyimpulkan bahwa
laporan posisi keuangan dan kinerja operasional yang dinyatakan dalam mata uang
lokal di lingkungan hiperinflasin tidak bermanfaat. Perusahaan pelapor harus
mengungkapkan:
1) Fakta
bahwa penyajian ulang atas perubahan daya beli umum unit pengukuran telah
dilakukan.
2) Model
penilaian aset yang digunakan dalam laporan utama yakni penilaian historis atau
biaya-kini.
3) Entitad
dan tingkat indeks harga per tanggal neraca, berikut pergerakannya selam tahun
pelaporan.
4) Laba
atau rugi moneter bersih tahun berjalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar